12 August 2010

Cinta itu Gila

0 comments
Sekali ini aku jatuh cinta yang tak pernah kurasakan sebelumnya
bagaikan aku menemukan nyawa yang tlah hilang dari kehidupan

Cinta ini buat aku gila, sumpah begitu aku menggila
Dirimu... ku rela sanggup mati karnamu
Bagaimana aku tak menggila?
karena aku kehabisan kata tuk ungkap yang lebih dari cinta

Akulah yang paling sejati mencintaimu sampai akhir hidupku karena aku cinta matimu
Engkaulah yang paling mengerti bagaimana ku mencintaimu
Memang, sungguh cinta itu gila

Ku tak meminta apa-apa
hanya kita jalani saja dengan hati
karna hanya denganmu ku bisa
bahagiakan hidupku untuk slamanya

Akulah yang paling sejati mencintaimu sampai akhir hidupku karena aku cinta matimu
Engkaulah yang paling mengerti bagaimana ku mencintaimu
Memang, sungguh cinta itu gila

Cinta ini buat aku gila, sumpah begitu aku menggila
bagaimana aku tak menggila?
karna aku kehabisan kata tuk ungkapkan yang lebih dari cinta

Memang, sungguh cinta itu gila..

-Febrian-

10 August 2010

Dan Bila

0 comments
Menurut gw, hal paling menyedihkan yang pernah gw alami adalah ketidaktahuan akan apa yang dirasakan. Yeah, itu yang terjadi sama gw sekarang..

Harusnya liburan bisa jadi waktu refreshing diri sehingga waktu gw masuk kuliah otak gw udah fresh dan siap menerima berbagai hal baru. Tapi itu tidak terjadi pada gw saat ini. Entah darimana datangnya perasaan itu, tiba-tiba malam ini gw memutar lagu Soulvibe berjudul "Dan Bila" lalu tak sadar gw nangis. Alangkah kagetnya diri gw saat itu. Kenapa? Karena gw ga tau jelas apa yang gw tangisi. Sambil denger lagu ini, gw merewind berbagai kejadian yang ada di fikiran gw. Dan gw sadari tangisan ini adalah sebuah akumulasi dari berbagai tekanan yang gw hadapi, tuntutan dari luar dan dari dalam diri gw sendiri. Gw memiliki berbagai rencana di semester 5 ini yang entah bagaimana gw mewujudkannya. Gw punya hal kecil yang memang gw pendam dari dulu dan belum gw selesaikan serta gw menargetkan hal itu selesai sebelum gw berumur 20 tahun. *sigh. Dan yang terakhir gw merasa ada yang aneh dalam diri gw. Gw merasa gw berubah. Entah apakah hanya perasaan gw saja atau memang begitu adanya. Gw merasa jauh sama teman-teman gw. Gw ga tau kenapa gw merasa seperti itu.

Mungkin ini adalah sebuah akumulasi berbagai masalah yang belum gw selesaikan. Mungkin ini akibat dari gw yang hanya memendamnya sendiri, tanpa bercerita pada orang lain. Gw takut kalo harus menceritakan itu semua, takut orang lain berfikir bahwa masalah ini terlalu sepele untuk dipikirkan. Gw takut orang lain berfikir kalo gw lemah. Ya, itu yang paling gw takutkan. Jujur aja, gw lelah kalo harus menghadapi ini sendirian. Tapi gw ga tau harus berkata apa dan dengan siapa.. :(

Dimanakah cinta yang dulu ada,
apakah kau berubah atau hanya yang kurasa?
Haruskah kita terus bertahan,
bersandar pada waktu untuk memutuskan semua

Dan Bila, ini kan menjadi nyata
Bila memang cinta tak lagi sama,
semua berbeda antara kita berdua
Haruskah ini kan menjadi nyata,
bila memang cinta tak lagi sama,
lelah ku mencoba
Haruskah ku bertahan?
Lelah aku bertahan lagi

Tak ingin semua berakhir,semua yang kita lewati
Akhir yang bahagia, sudah lupakan saja
Mungkinkah kita akan bertahan?

Dan Bila, ini kan menjadi nyata
Bila memang cinta tak lagi sama
semua berbeda antara kita berdua
Haruskah ini kan menjadi nyata,
bila memang cinta tak lagi sama,
lelah ku mencoba

Haruskah ku bertahan?
Lelah aku bertahan
Namun, ingin ku bertahan lagi

Soulvibe-Dan Bila
Kembali lagi ke pernyataan gw di kalimat awal, gw ga tau apa yang gw rasain dan apa korelasi lagu ini secara jelas dengan masalah gw. Kalo dilihat sih, lgu ini tentang orang yang harus putus. Sedangkan gw.. apa yang gw rasain aja gw ga tau. Tapi yang pasti, lagu ini udah bikin gw nangis dan merenungi berbagai hal dan masalah yang gw hadapi.

3 August 2010

Biru (part 2)

0 comments
Mudah saja bagimu, mudah saja untukmu..
Andai saja cintamu seperti cintaku..
-Sheila On 7-

Dini masih tidak percaya dengan mimpinya semalam. Ia bermimpi menyatakan cintanya kepada sang pujaan hati, Octo. "Mimpi yang indah, namun mustahil", kata Dini dlam hati saat ia bangun. Semalam dalam mimpinya itu, Dini menyatakan perasaannya pada Octo di tempat mereka bertemu pertama kali. Sayangnya, Dini terbangun sebelum ada jawaban dari Octo. Dini kecewa. Walau hanya sebuah mimpi, namun Dini percaya apa yang terjadi di mimpi bisa saja terjadi di kehidupan nyata.

Sepanjang hari, Dini memikirkan mimpinya itu. Dan lagi-lagi di kelas ia tidak konsentrasi sehingga nilai kuis dadakannya tadi buruk sekali. Ah, Dini menghela nafas panjang. Ia terus memikirkan mimpinya, berfikir apakah baik jika mimpi itu jadi kenyataan. Mungkin itu baik untuknya mengingat ia sudah memendam rasa ini selama 2 tahun. Lama kelamaan ia merasa lelah karena hanya bisa terus menerus pasrah seperti ini, tidak bergerak.

Akhirnya ia menceritakan mimpi itu kepada teman-temannya. Dan reaksi mereka beragam.

"Wah, bukannya gw mau bikin lo putus asa ya..Tapi gw pernah denger katanya mimpi itu berkebalikan dari kenyaaan. Jadii, kalo lo mimpi begitu berarti... Ah, tapi ga tau juga deh", komentar Flo.

"Kalo menurut gw sih mimpi itu alam bawah sadar lo, jadi itu keinginan lo yang terbesar sekarang, lo pengen nyatain cinta ke Octo. nah, sekarang tinggal lo-nya aja mau gimana, mau ngewujudin mimpi atau ya begini-begini aja", pendapat Angel.

"Iya, makanya buruan deh lo nyatain perasaan lo ke dia, secara bentar lagi dia udah mau lulus, ga ada kesempatan lagi lho.." Via memotivasi Dini.

"Iya, din. Ntar lo nyesel kalo dia udah lulus trus lo ga punya kesempatan lagi"tambah Ina.

Dini memikirkan ucapan teman-temannya. Benar juga kata Via, sebentar lagi dia akan lulus. Entah kapan bisa bertemu lagi dengannya, itu pun kalau ia masih bisa bertemu.

Tiba-tiba Flo berkata sambil memberi tanda dengan mimik wajahnya,"Dini!"

Dini kaget, namun ia sudah bisa membaca arti perkataan Flo. Octo berdiri di depan ruang dosen, tampak baru keluar dari ruangan tersebut. Ruangan itu tidak jauh dari tempat mereka berkumpul sekarang, dan seharusnya Octo akan lewat di dekat mereka karena tempat mereka dekat dengan lift yang harus dinaiki Octo apabila ia mau turun dari lantai 5 ini. Hari ini ia mengenakan jaket biru dengan celana jins serta sepatu warna senada sambil membawa tas ranselnya. Benar saja, Octo berjalan ke arah mereka sambil menatap lurus ke depan atau ke samping. Saat Octo lewat di dekat mereka, Angel, teman Dini yang paling supel, menyapa Octo,"Koko Octo! hehehe..". Dan Octo hanya membalas sapaan itu dengan gerakan kepala dan sedikit senyum di wajahnya. Ya, sedikit sekali, bahkan wajahnya nyaris tanpa ekspresi.

Saat Octo telah masuk ke dalam lift, Dini berkata,"Astaga, dia ga punya jaket warna lain apa ya? Hari senin ama selasa kemaren juga dia pake jaket yang sama. Jangan-jangan punya banyak kali ya dia jaket model begitu?"

Mereka tertawa menyadari hal tersebut. Tiba-tiba Angel mengusulkan ide brilian."Ah, gw tau din.. Lo beliin jaket aja buat dia."

-to be continue-

About me

My photo
Bogor, Indonesia
selamat menikmati tulisan-tulisan gw! Tips: istirahatkan sejenak kognitif kalian dan kalian akan dapat menikmati tulisan-tulisan di blog ini hanya dengan afektif kalian. Regards, ms. cloudy-sky. :)

Followers

Powered by Blogger.
 

cloudysky Design by Insight © 2009