3 March 2011

Aku

0 comments
Aku sayapnya, tambatan hatinya
yang mengilhami tiap langkah hidupnya
begitu adanya dalam goresan pena
Dia suratkan berkala untukku
Tak sekalipun kujumpai dia

Aku nafasnya, mungkin pula nadinya,
yang menjaga denyut jiwanya
Berartinya aku di mata hatinya,
tlah meniupkan cinta sejatinya
Sungguh enggan dia merelakan aku

Tak pernah berhenti mencintaiku seluruh jiwa raga hati,
meskipun samar, siapa gerangan dirinya? aku

(Padi-Siapa Gerangan Dirinya)

22 February 2011

Kamu

0 comments

Aku ingin menari di tengah hujan. Biar air mataku menetes bersama dengan air hujan. Sehingga tidak ada yang melihatku menangis sendirian di sini. Tangisan yang sudah terlalu lama tertahan di dalam diri.

Di tengah hujan itu, aku berharap seseorang akan datang. Seseorang yang akan mengulurkan tangannya kepadaku, sambil berkata: Kamu boleh menangis sepuasmu, kalau mau, kamu boleh meminjam bahuku. Aku akan di sini bersamamu sampai kamu tenang, sampai semua kesedihanmu terhapuskan. Oh ya, kalau kamu kesal, kamu boleh memukulku. Apa saja, asal itu membuat hatimu lebih tenang , Seseorang yang akan memelukku sambil berkata: Tenanglah, ada aku di sini, aku akan selalu bersamamu, seseorang yang senyumannya dapat mengangkat semua bebanku.

11 February 2011

Surat dari Awan untuk Langit Biru

0 comments

Tiada yang lebih indah, tiada yang lebbih rindu, selain hatiku, andai engkau tahu..


Sudah satu bulan sejak aku bertemu dengannya. Saat itu aku memberikan kartu natal hasil karyakku untuknya. Rasanya sudah sangat lama, bahkan mungkin sepertinya ia sudah melupakan kejadian itu. Tapi aku tidak bisa. Aku terlalu berat untuk melupakan semua hal yang berkaitan dengannya. Aku terlalu jatuh cinta padanya. Aku. aku.. aku begitu sangat ingin memeluknya, mendekap tangannya dan menceritakan semua keluh kesahku kepadanya. Setiap malam aku terus mengingatnya, mungkin hanya sepintas di fikiranku, tapi terkadang aku memikirkan dirinya begitu lama, seperti malam ini. Saat aku begitu ingin berbicara dengannya mengenai semua cerita senang dan sedihku hari ini.

Tadi siang, aku bertemu dengannya. Kami berpapasan, bertukar pandang, sambil menganggukan kepala sebagai tanda kami saling menyapa. Aku berharap bisa berbicara lebih dengannya. Aku berharap ia tidak hanya sekedar memberikan anggukan kepalanya kepadaku, tapi juga menanyakan keadaanku.

Akhir-akhir ini aku berfikir, apa aku salah jatuh cinta padanya? Aku seorang yang begitu pemalu dan enggan untuk memulai terlebih dahulu, jatuh cinta dengan lelaki macam dia yang memiliki pembawaan dingin dan sama pendiamnya seperti aku. Bagaimana kami bisa saling mengenal apabila kami berdua tetap diam seribu kata? Seringkali aku membayangkan kalau aku dan dia bisa duduk bersama, membicarakan cerita hidup kami, bertukar fikiran mengenai masalah kami, atau hanya sekedar berada di satu ruangan berdua sambil sibuk dengan kegiatan kami masing-masing.

Apa aku telah salah mencintai seseorang seperti dia? Apa aku salah telah berharap terlalu banyak dengannya? Mengapa sampai saat ini hanya ada aku, bukan kami?

About me

My photo
Bogor, Indonesia
selamat menikmati tulisan-tulisan gw! Tips: istirahatkan sejenak kognitif kalian dan kalian akan dapat menikmati tulisan-tulisan di blog ini hanya dengan afektif kalian. Regards, ms. cloudy-sky. :)

Followers

Powered by Blogger.
 

cloudysky Design by Insight © 2009